Nature of Leadership
Kepimpinan tidak lepas daripada sifat-sifat seorang
pemimpin.Hakikatnya mengetahui sifat pemimpin perlu agar kita tidak memilih
pemimpin yang salah. Misalnya dalam pilihan raya. Kita mestilah mengundi. Wajib
kita mengetahui pemimpin yang tepat dalam menentukan hak dan halatuju untuk
kita dan masyarakat pada masa akan datang.
Ciri-ciri
kepimpinan merangkumi aspek pengurusan diri, perhubungan dengan keluarga, guru,
rakan-rakan dan masyarakat umum. Dengan lain perkataan ciri-ciri kepimpinan ini
mampu membina modal insan yang berkualiti, berakhlak mulia, berketrampilan,
berwawasan dan mewujudkan kesejahteraan diri dan kemakmuran Negara.
Ilmu, kemahiran dan pengalaman dalam sesuatu
aktiviti merupakan elemen yang penting dalam aspek kepimpinan. Setiap aktiviti
memberi pendedahan dan peluang untuk mendapat ilmu seperti ilmu kemanusiaan,
ilmu kemasyarakatan, ilmu sains dan sebagainya. Dalam bidang akademik tumpuan
diberikan pada ilmu-ilmu yang dapat merungkai dan menerokai rahsia sesuatu
kejadian, peristiwa atau permasalahan untuk memberi ruang penyelesaian.
Kejayaan yang dicapai adalah hasil daripada pengalaman yang dilaluinya setelah mampu menghadapi pelbagai cabaran. Cabaran yang dilaluinya itu adalah hasil daripada kejayaannya mengawal dan memimpin diri. Setelah berjaya memimpin diri, maka ia akan berjaya memimpin generasi yang lain untuk mencapai kejayaan.
Sifat kepimpinan Rasulullah
Islam adalah sebuah agama yang
sangat memperhatikan terhadap pemerintah, sebab Islam sangat menekankan ajaran
tentang kepemimpinan. Bahkan sejarah peradaban Islam pun cenderung diawali
dengan persoalan kepemimpinan.
Rasulullah adalah seorang pemimpin,
bahkan negarawan sejati yang benar-benar memahami kondisi bangsanya, sehingga
oleh Allah swt ia bukan hanya diangkat pemimpin bangsa Arab saat itu, akan
tetapi juga oleh seantero dunia dengan menyatakan bahwa Rasulullah adalah
rahmatan lil 'alamin.
Rasulullah mampu mempersatukan dalam sebuah
kebersamaan antara kaum muhajirin dan Anshar. Rasulullah mampu mempersatukan
dalam sebuah kebersamaan antara suku Aus dan Khazraj yang dulunya saling
berperang. Bahkan Rasulullah mampu mempersatukan antara masyarakat yang
beragama Islam dengan masyarakat yang beragama lainnya dalam sebuah masyarakat
madani, masyarakat yang berperadaban, masyarakat yang menjunjung nilai-nilai
etika dan akhlak.
Memang kita
berat mencontoh kepemimpinan Rasulullah dan kita juga sulit mencari pemimpin
seperti sifat kepemimpinan Rasulullah, tapi bagaimana pun kita
adalah pemimpin terhadap diri kita sendiri, ban kadangkala kita juga harus
mencari pemimpin di kota kita, mencari pemimpin kita di
semua tingkatan. Oleh karena itu, mari kita meneladani dan memilih orang
yang meneladani sifat kepemimpinan Rasulullah.
Dalam menentukan seorang pemimpin, Rasulullah telah
menjadikan dirinya sebagai figur dan pelaku. Empat sikap yang menjadi
sifat-sifat wajib baginya adalah amanah, fathanah, siddiq dan tabligh ternyata
sangat erat kaitannya dengan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini,
yang mana tanpa keempat sifat tersebut dalam pribadi beliau maka
mustahil kepemimpinan beliau dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan pujian
oleh masyarakat.
Mencari pemimpin yang tepat berarti menemukan empat
sifat Nabi ini dalam pribadi seorang pemimpin. Keempat sifat ini tentu saja
tidak secara tiba-tiba ada dalam diri seseorang, sebagaimana halnya dengan
Rasulullah yang telah melalui perjuangan dan pembinaan yang intensif baik
secara jasmani maupun ruhani hingga menjadi pemimpin sejati.
Sikap yang amanah menjadi syarat pertama yang harus
dimiliki oleh pemimpin daerah dan bangsa ini, sebab amanah yang berarti
kejujuran dan kesetiaan, dan transparansi menjadi kunci penting yang harus
ditegakkan.
Sikap amanah ini menjadi sangat penting sebab salah
satu penyebab kemerosotan bangsa ini adalah pengelolaannya yang tidak
didasarkan pada sikap amanah, kejujuran, transparansi dan keadilan. Rasulullah
telah digelari sebagai orang yang al-amin sebelum beliau menjadi seorang Rasul, yang gelar itu
bukan diproklamirkan oleh beliau, melainkan oleh seluruh masyarakat yang ada
baik anggota sukunya maupun suku-suku yang lain.
Sifat yang kedua adalah fathanah, yang berarti cerdas
dan cerdik, kecerdasan yang dimiliki oleh Rasulullah tidak hanya kecerdasan
intelektual, tapi juga kecerdasan emosional, spiritual dan sosial. Rasulullah
dekat dengan rakyatnya. Sehingga semua lapisan rakyatnya merasa mendapatkan
perhatian darinya. Lebih dari itu Rasulullah bukan hanya mengerti hanya sebatas
persoalan duniawi semata, melainkan juga persoalan agama dan ruhani mereka,
sehingga kecerdasan yang dimilikinya menyangkut akal dan qalbunya.
Sifat selanjutnya adalah siddiq ertinya
kebenaran, artinya seorang pemimpin mestilah orang yang mampu membedakan
kebenaran dan kebathilan, dan selalu berpihak pada kebenaran. Keberpihakan
kepada kebenaran menjadi dasar yang amat penting dalam upaya menegakkan hukum
di suatu negara. Kaburnya yang benar dari yang salah menyebabkan kesalahan
dalam membuat suatu kebijaksanaan dan pada lahirnya menabur kezhaliman dan
ketidakadilan.
Selanjutnya sifat yang mesti dimiliki seorang pemimpin
adalah tablig, yang berarti
penyuluh, penerang bagi rakyat menyangkut persoalan yang dihadapi dan sekaligus
penjelas terhadap ajaran-ajaran Allah swt yang akan dilaksanakan dalam
kehidupan. Sifat tablighjuga dapat
mengandung arti adanya komunikasi yang baik, keterbukaan terhadap rakyat, di
samping perlunya kemampuan seorang pemimpin untuk memahamkan rakyatnya tentang
program-program yang akan dijalankannya.
Dari huraian di atas, dapat disimpulkan bahwa empat sifat
yang diwajibkan kepada Nabi sebenarnya juga harus dimiliki oleh setiap
pemimpin, sebab setiap pemimpin sebenarnya adalah pewaris Nabi. Isyarat Nabi
yang menyatakan bahwa "ulama adalah pewaris para Nabi", sama sekali
bukan hanya diarahkan pada ulama dalam arti sempit, melainkan ulama dalam arti
yang sangat luas. Maka setiap yang memiliki empat sifat dan karakter di atas,
akan dikategorikan sebagai ulama. Oleh karenanya seorang ulama bukan hanya
pewaris dari salah satu tugas Nabi yaitu sebagai guru, melainkan ia harus
mewarisi semua aspek yang ditangani oleh Rasulullah termasuk sebagai pemimpin
dan negarawan dan itu tentu saja harus dengan memiliki keempat sifat tersebut
dalam dirinya. Sebab hanya dengan mengemban semua tugas kenabianlah seseorang
pantas digelari sebagai pewaris Nabi.